About

JEPRET STARTRAIL

memotret jejak bintang di malam hari

Bangun Dari Kematian Sejenak

Islam agama yang sangat indah dan harmonis

Mentari itu indah, saat kau tahu betapa Ia menyayangimu

sebuah kisah perjalanan para pejuang subuh sejati untuk meraih ridho ilahi

Poster Dakwah

karena Dakwah Tak Harus Ceramah

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 24 Februari 2015

Karya Desain I - Pamflet

Assalamu'alaikum sahabat kreatif
Silahkan diunduh disini beberapa karya desain I pamflet yang pernah saya buat.
Semoga bermanfaat


Senin, 23 Februari 2015

KONSEP PENDIDIKAN YANG IDEAL DI INDONESIA MENURUT AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH

Banyak bukti yang menunjukkan masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Dari segi fasilitas, tercatat masih ratusan ribu sekolah rusak di seluruh penjuru Nusantara. Dari segi sistem, pemerintah masih bingung dan tidak konsisten terhadap kurikulum yang ideal untuk diterapkan. Rendahnya mutu guru di Tanah Air dan persebarannya yang tidak merata juga menjadi hal yang sangat ironis, padahal Indonesia berada di peringkat ketiga dalam hal pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia. (Nurfuadah, 2013).

Permasalahan pendidikan lainnya dari segi pendanaan, anggaran memang terus ditingkatkan dari tahun ke tahun namun perlu ada pengawasan, agar dana digunakan tepat sasaran. Pendanaan dari pemerintah untuk sekolah atau istilahnya sekarang BOS (Biaya Operasional Sekolah) memang cukup membantu, namun perlu dicermati dalam hal distribusi serta sasaran pendanaan tersebut. Di wilayah tertentu siswa (baik kaya atau miskin) terbebas dari biaya SPP dari SD hingga SMA, namun di wilayah-wilayah lain hal ini belum terlaksana. Jika masalah ini disepelekan maka akan banyak fenomena guru merangkap jadi tukang ojek. Masalah pendanaan juga akan berimbas pada ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang layak (Fauqy, 2013)
Untuk lebih jelasnya silahkan klik disini

CRIMES OF HONOR DI TURKI, bagaimana solusinya?


oleh: Mustofa Ahyar
(dalam rangka Lomba Esai Festival Timur Tengah Universitas Indonesia 12-17 April 2014)

Hak asasi manusia merupakan hak yang dimiliki oleh setiap manusia, bahkan sejak ia dalam kandungan karena hak asasi ini bersifat kodrati dan merupakan pemberian dari Tuhan. Hak asasi manusia berlaku secara universal dan tidak berpihak pada siapapun. Namun faktanya, terkadang hak asasi ini tidak berlaku pada suatu daerah tertentu karena adanya budaya dan tradisi yang dipertahankan turun-temurun. Padahal budaya dan tradisi tersebut sangat jelas melanggar hak asasi manusia yang sering diabaikan. Salah satu budaya dan tradisi tersebut yang hingga kini masih bertahan yaitu fenomena sosial crimes of honor (Yulianti, 2013).
Crimes of honor adalah sebuah fenomena sosial, jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ‘kejahatan demi kehormatan’. Lebih rinci lagi, istilah ini merujuk pada tindak kejahatan terhadap anggota keluarga yang mayoritas dialami oleh kaum perempuan, misalnya istri, ibu, anak, kakak, atau adik perempuan demi membersihkan kehormatan keluarga yang dianggap telah mencoreng nama baik keluarga. Pelaku pembunuhan ini umumnya dilakukan oleh keluarga laki-laki, misalnya ayah, saudara laki-laki, paman, atau kerabat laki-laki mereka (Malini, 2010). Tindakan yang telah dianggap mempermalukan keluarga tersebut misalnya zina, bercerai, berselingkuh, atau menjadi korban pemerkosaan. Crimes of honor  merupakan suatu istilah yang digunakan dalam berbagai perwujudan kekerasan terhadap perempuan, seperti pembunuhan, penganiayaan, kurungan penjara, dan kekerasan dalam rumah tangga. Menurut salah satu badan khusus PBB bidang dana kependudukan atau United Nations Population Fund (UNFPA) kurang lebih 5.000 kasus crimes of honor yang terjadi di dunia setiap tahunnya di seluruh belahan dunia (UNFPA, 2000).
Baca selengkapnya disini