About

JEPRET STARTRAIL

memotret jejak bintang di malam hari

Bangun Dari Kematian Sejenak

Islam agama yang sangat indah dan harmonis

Mentari itu indah, saat kau tahu betapa Ia menyayangimu

sebuah kisah perjalanan para pejuang subuh sejati untuk meraih ridho ilahi

Poster Dakwah

karena Dakwah Tak Harus Ceramah

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 24 Maret 2015

PERMASALAHAN KARYA SASTRA NASIONAL KONTEMPORER YANG BERSIFAT CABUL DAN BAGAIMANA SOLUSINYA

oleh: Mustofa Ahyar
(Lomba Esai Festival Jazirah Arab UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2-8 November 2014)

    Berbicara mengenai sastra, pasti yang terpikirkan pertama kali adalah novel bahkan para penggemar karya sastra ini menghabiskan waktu luangnya dalam satu hari untuk melahap satu atau dua judul novel. Kata “sastra” sendiri tentunya tidak asing bagi para penggemar novel, namun apakah anda tahu arti sastra? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata sastra adalah bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). Menurut Sapardi Joko Damono (1979), seorang pujangga Indonesia terkemuka, definisi sastra adalah suatu gambaran kehidupan, yaitu kehidupan yang sesuai dengan fakta sosial. Kata sastra sendiri merupakan serapan dari bahasa Sansekerta yang artinya pedoman atau ajaran. Dalam esai ini pembahasan lebih dititik beratkan pada permasalahan karya sastra nasional kontemporer yang bersifat cabul dan bagaimana solusinya. 
baca selengkapnya disini

Cara Alam Menghibur Kita




Pernahkah kita mengalami ketika hujan deras mengguyur, kita 

lupa membawa payung. Lalu kita pun berbasah kuyup kedinginan. 
Namun, ketika kita siapkan jas hujan, justru panas dan terik 
datang membakar hari. Sebalkah anda?

Atau mungkin kita pernah terburu-buru mengejar waktu, tetapi 

perjalanan malah tersendat, seolah membiarkan kita terlambat. 
Namun, ketika kita ingin melaju dengan tenang, pengendara lain 
malah membunyikan klakson agar kita mempercepat langkah. 
Sebalkah anda? Mengapa keadaan seringkali tak bersahabat? 
Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak-bahak. 
Inikah yang disebut dengan "ketidakmujuran"?


Lebih baik anda tetap tersenyum, itu adalah cara alam menghibur kita. Itulah cara 

alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri sendiri, dan 
bergurau secara nyata. Kejengkelan itu muncul dari kerena kita 
tak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita hanya mementingkan 
diri sendiri. Kita lupa bahwa jikalau keinginan kita tidak 
tercapai, tak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum, 
meski serasa kecut, tak apalah.

Flower Photography part 2


Beatifully flower taken by Nikon D3100+kit lens


HASIL JEPRET FOTO STARTRAIL 1


  Fotografi startrail adalah teknik memotret jejak bintang di malam hari. Hasil foto-foto saya di bawah ini diambil menggunakan kamera NIKON D3100. Hasilnya lumayan bagus walaupun masih banyak noise disana-sini. Adapun untuk menggabungkan foto, saya menggunakan aplikasi "Startrails" kemudian untuk kecerahan dan ketajaman warna menggunakan aplikasi Adobe Lightroom 5.6. Untuk aplikasi "Startrails" bisa unduh disini




ISRA’ MI’RAJ (Sebuah Ibrah ataukah Formalisme Ritualitas Keagamaan)


Barangkali, bagi komunitas muslim sejagad, khususnya muslim nusantara, suatu yang tidak terlewatkan dalam setiap bulan Rajab adalah peringatan momen Isra’ Mi’raj. Peristiwa besar yang direkam oleh kitab suci al- Qur’an itu seolah telah berakulturasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan ‘ritualitas’ keberagamaan muslim Indonesia.  Sehingga, riuh bulan Rajab selalu sejoli dengan momentum perayaan Isra’ Mi’raj yang diyakini terjadi pada tanggal 27 Rajab.
Walaupun, tidak semua pendapat menyatakan peristiwa Isra dan Mi’rajnya Rasulullah Muhammad saw itu jatuh pada waktu tersebut, karena Ibn Ishaq al-Harbiy berpendapat bahwa Isra’ dan Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rabi al-Akhir, setahun sebelum Hijrahnya Rasulullah saw ke Madinah. Seremonialisasi berbagai peristiwa sejarah keagamaan, khusunya Isra’ Mi’raj, akhirnya hanya sebatas ritual budaya yang seolah terjebak oleh kungkungan cerita waktu dan tempat kejadian suatu peristiwa itu semata.
Akibatnya, penterjemahan peristiwa sejarah tersebut terjebak dalam rutinitas yang tidak jarang lari dari maksud dan tujuan sebenarnya mengapa peristiwa itu diciptakan dan dicatat oleh Allah di dalam kitab suci-Nya. Penterjemahan peristiwa Isra’ Mi’raj semacam itu, akhirya juga terperangkap dalam pola keberagamaan yang formalistik, yang cenderung abai terhadap substansi dan orientasi ajaran agama itu sendiri. Sehingga seolah-olah, bulan Rajab hanya sebatas ruang pengulangan cerita tentang apa yang dialami dan ditemukan oleh Rasulullah dalam perjalanan mu’jizat besarnya itu. Jeratan formalisme keberagamaan inilah yang kemudian menjadi anomalik dan bahkan simalakama, yang membuat kualitas beragama umat tidak pernah terukur dengan baik.
Bahkan, formalisme keberagamaan cenderung menjadi senjata yang memangsa umatnya sendiri. Dari statement ini, tentu menjadi sangatlah relevan, jika dipertanyakan, sejauh manakah kualitas keberagamaan umat dengan rutinnya perayaaan hari besar keagamaan itu? adakah peringatan dan perayaan hari besar tersebut memberi kontribusi terhadap pemahaman umat terhadap ajaran agamanya, sehingga mampu direalisasikan dalam semua lini kehidupan? Apakah juga perayaan yang dilakukan secara rutin setiap tahun itu sudah benar adanya, dan sudah sesuai adanya dengan ajaran Islam yang kita anut ini. Ataukah, adanya  perayaan Isra’ Mi’raj ini adalah bagian dari ritual taklid buta dan kapitalisme pragmatis.

Dari sini, muncul sebuah pertanyaan besar yang patut kita renungkan bersama, apa makna haqiqi dari Isra’ Mi’raj bagi umat Islam. Dan apakah penterjemahan peristiwa Isra’ Mi’raj ini hanya sebatas dengan perayaan besar-besaran yang belum jelas dalil dan tuntunan syar’inya. Kemudian sejauh manakah setiap individu muslim mampu mengartikulasikan ajaran yang terkandung dalam peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut. Sudahkah para eksekutor negara, wakil rakyat, kaum intelektual, ekonom, tenaga pendidik maupun rakyat, menjadikan kandungan hikmah peristiwa Isra dan Mi’raj sebagai standar evaluasi keberagamaan, baik personal maupun secara kolektif. Segala pertanyaan tadi terasa sangat serius, mengingat, jebakan formalisme perayaan hari besar keagamaan Islam, khususnya Isra’ Mi’raj, tidak akan mengantarkan umat kepada izzahnya sesuai cita sejarah. Dengan demikian, semua peristiwa agung itu hanya sebatas cerita rutin yang miskin misi, menguras energi dan krisis orientasi. Jika itu yang terjadi, maka perayaan tahun berikutnya hanya pesta umat di atas nisan kuburan kemajuan peradaban mereka sendiri yang tiada manfaat dan sia-sia.{Sy}

PRIMITIF MODERN


       Perkembangan fashion dari tahun ke tahun semakin berkembang pesat, fenomena ini bisa kita lihat di tempat – tempat perbelanjaan, butik, dan masih banyak lagi. Berbagai desain busana dipajang di depan toko dengan gaya yang bermacam - macam agar para konsumen tertarik. Para perancang busana berlomba – lomba mengeluarkan ide mereka ke busana yang akan dibuat begitu juga dengan pabrik tekstil. Ini menunjukkan bahwa masyarakat sekarang sadar bahwa kebutuhan fashion bukan hanya sekedar berpakain, tapi merupakan sebuah gaya dan trendi sehingga fashion juga bisa disebut sebagai alat komunikasi atau sarana komunikasi di masyarakat.
       Ada sebuah cerita dari salah satu dosen sebuah universitas; “ketika saya berumur 15 tahun, saya diajak kakak sepupu untuk ikut mengajar di desa – desa terpencil di bawah lereng gunung. Saya pun menyetujuinya dan esoknya kami berangkat bersama. Ketika sampai di desa yang dituju, kami melihat masyarakat setempat masih sangat primitf mereka hanya berpakain seadanya ada yang memakai pakaian dalam bahkan ada yang masih menggunakan dedaunan tetapi inilah misi kami untuk mendidik mereka agar berkemajuan. Air di desa tersebut sangatlah sejuk dan jernih karena berasal dari gunung langsung.”
     Dari cerita di atas, ada sesuatu yang menggelitik yaitu pada perkembangan fashion zaman sekarang banyak yang di luar batas atau melanggar syari’ah. Kita tidak usah jauh – jauh untuk melihat orang – orang primitf cukup anda berjalan – jalan di pusat perbelanjaan anda akan melihat sekumpulan orang primitif sedang menikmati sajian khas zaman purbakala. Inilah yang disebut dengan primitf modern yang banyak melanggar aturan – aturan Allah SWT, padahal telah jelas disebutkan dalam Al – Qur’an: “Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kehormatannya; janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak padanya. Wajib atas mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. (QS. An-Nur [24]: 31). Maka dari itu wahai saudara seiman, marilah kita bersama – sama menjadi seorang hamba Allah yang selalu taat dengan segala perintah – Nya dan jika ingin mengikuti perkembangan fashion yang semakin pesat tidaklah mengapa tapi tetap dalam batas koridor keislaman yang syar’i. Wallahu A’lam (MA)

PROSES PERATAAN CAMPURAN SUSU AGAR HOMOGEN DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK



      Secara alamiah yang dimaksud susu adalah hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui lainnya, yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan makanan, yang aman dan sehat serta tidak dikurangi komponen-komponennya atau ditambahkan bahan lain. Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Nilai gizinya yang tinggi juga menyebabkan susu merupakan medium yang sangat disukai oleh mikrooganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak ditangani secara benar.
    Proses pengolahan susu yang baik dan benar bertujuan untuk memperoleh susu yang beraneka ragam, berkualitas tinggi, berkadar gizi tinggi, tahan simpan, mempermudah pemasaran dan transportasi, sekaligus meningkatkan nilai tukar dan daya guna bahan mentahnya. Proses inovasi teknologi pengolahan susu selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu di bidang pangan. Sentuhan inovasi teknologi yang digunakan selama proses produksi akan membuat proses produksi berjalan lebih efisien dengan hasil yang lebih optimal. Dengan demikian semakin lama akan semakin banyak jenis produk susu yang dikenal. Hal ini sangat menggembirakan dan merupakan langkah yang sangat tepat untuk mengimbangi laju permintaan pasar.
      Banyak inovasi teknologi yang telah dilakukan di dunia pengolahan susu, salah satunya pada proses homogenisasi. Inovasi teknologi yang dibutuhkan dalam proses ini adalah yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang tinggi dengan waktu yang relatif singkat. Untuk tujuan tersebut, metode yang dapat dijadikan pilihan adalah metode ultrasonik.
Untuk lebih lengkapnya silahkan cek disini


Senin, 23 Maret 2015

Belajar Nggambar Bareng dengan corelDRAW


      Dahulu waktu kecil, menggambar hanya bisa dilakukan di atas kertas, tapi seiring perkembangan zaman dengan semakin canggihnya dunia teknologi, menggambar tidak hanya dilakukan di atas kertas tapi juga dapat dilakukan di atas perangkat elektronik mulai dari komputer jinjing, telepon pintar, dan lainnya. Dan disini saya ingin berbagi salah satu tips menggambar ombak dengan perangkat lunak corelDRAW. semoga bermanfaat...Salam Kreatif

silahkan cek disini